Tidak jarang kita sering menjumpai seseorang yang mengatakan, "Saya
akan mencoba berwirausaha suatu saat nanti." Tetapi ketika ditanya di
lain waktu, orang tersebut masih mengatakan "suatu saat nanti." Alhasil
mayoritas dari mereka justru tidak pernah mewujudkan
niatnya tersebut.
Kebanyakan dari orang kerap dibayangi oleh
kekhawatiran akan risiko ini itu. Pikiran orang bahwa usahanya akan
gagal sering kali lebih besar ketimbang keinginannya untuk menjadi
pengusaha. Menurut Forbes, kemampuan untuk mengambil risiko untuk
berwirausaha, sangat sedikit hubungannya dengan kepribadian seseorang.
Mengambil risiko untuk berwirausaha lebih besar hubungannya terhadap
bagaimana kemampuan aksebilitas dan bagaimana dia mengenal pengalaman
berwirausaha.
Mereka yang dapat membayangkan dirinya sedang
menjalankan bisnis, dialah yang sering bisa mewujudkan niat
wirausahanya. Sedangkan mereka yang selalu dibayangi kekhwatiran bahwa
wirausaha adalah sebuah hal yang menakutkan, yang penuh risiko,
akhirnya tidak pernah mewujudkan niatnya.
Berikut empat tips yang diharapkan bisa membantu mewujudkan niat wirausaha Anda:
Pertama
Cari
teman-teman baru. Salah satu cara terbaik untuk mempelajari wirausaha
adalah dengan berteman dengan sejumlah pengusaha. Tidak musti berteman
dengan pengusaha yang kaya, tetapi bertemanlah dengan pelaku usaha yang
biasa di mana dia bekerja untuk dirinya sendiri. Mulai dengan bergaul
dengan pengusaha yang dekat dengan tempat tinggal Anda. Itu bisa
membantu menciptakan pemikiran, "Jika mereka bisa, maka saya juga."
Bertemulah
dengan pelaku usaha dari berbagai industri. Semakin beragam gaya
kewirausahaan yang ditemui, maka semakin kaya pengalaman kita.
Lantas
bagaimana jika kita tidak kenal satu orang pun pengusaha? Mulailah
bertanya dengan orang-orang untuk mengenalkan Anda ke sejumlah
pengusaha. Bisa juga dengan mengikuti sebuah kelompok lewat LinkedIn
atau Facebook. Cari teman pelaku usaha dari sana. Siapa tahu Anda bisa
banyak bertemu pengusaha lewat jejaring sosial tersebut.
Kedua
Pilih
sejumlah pelaku usaha sebagai panutan. Pelaku usaha yang dijadikan
contoh kiranya yang sudah terbukti kesuksesannya di dunia usaha. Mungkin
kita tidak bisa berbincang dengan mereka secara dekat, tapi kita bisa
melakukan analisa kesuksesannya. Kita bisa memilih sejumlah merek
ataupun perusahaan yang kita sukai.
Lalu, coba telaah pemilik
usahanya melalui banyak hal seperti situs perusahaannya dan profil
pengusahanya di media atau artikel lainnya. Bahkan mungkin ada buku
mengenai otobiografi pengusaha tersebut yang bisa kita baca. Pelajari
kepribadiannya dan gaya kepemimpinannya yang telah sedemikian rupa
membentuk mereka atau perusahaan yang dijalankannya.
Ketiga
Coba
senangi bisnis kecil sebagai seorang pelanggan. Selain berteman dengan
pengusaha, penting juga untuk berhubungan dengan bisnisnya. Tidak
perlu langsung berpikir sebuah bisnis besar. Coba lirik sebuah bisnis
kecil atau bisnis yang baru saja dimulai yang Anda sukai.
Cari
tahu pengalaman atau cerita pemilik usahanya. Apa yang mereka lakukan
untuk menjadi berbeda. Lantas berpikirlah sebagai seorang konsumen
karena dengan cara itu Anda bisa tahu apa yang menarik yang kiranya
bisa diambil sebagai masukan untuk usaha Anda.
Keempat
Melawan
mitos berbicara bisnis. Maksudnya, sering kali calon pelaku usaha
berpikir bahwa dibutuhkan pengetahuan dan keahlian yang mumpuni untuk
memulai usaha. Padahal tidak perlu menjadi lulusan MBA untuk
berwirausaha.
Apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan
pengetahuan berbisnis? Coba berlangganan sebuah majalah bisnis dan baca
sesuatu yang Anda suka. Melalui hal itu, Anda bisa melihat bagaimana
seseorang mengembangkan bisnisnya ataupun bagaimana menangani suatu
masalah dalam berbisnis.
Jika Anda telah mulai berteman dengan
pelaku usaha, belajar banyak dengan membaca apa pun, berpikir lebih
mengenai seperti apa menjadi seorang pengusaha, maka Anda akan tahu
bahwa berbisnis tidak semenakutkan yang Anda pikir selama ini. Anda pun
tidak perlu menunggu suatu waktu untuk menjadi wirausahawan, tapi
sesegera mungkin.
Sumber : Kompas
0 comments:
Post a Comment
Apa komentar anda